Rabu, 01 Oktober 2014

ARTIKEL AGAMA

Menghadapi Tantangan

Untuk menerapkan kasih, keadilan, dan kesetiaan di tengah masyarakat, kita akan menghadapi tantangan. Untuk itu setiap orang yang hendak menerapkan kasih keadilan dan kesetiaan haruslah siap menghadapi tantangan itu. Ada tiga tipe karakter orang yang nampak ketika menghadapi tantangan :

1.      Tipe Quitter …… (cepat menyerah)
Adalah tipe orang tidak tangguh dalam menghadapi tantangan. Masalah kecil saja sudah dapat membuatnya menyerah, atau mengatakan tidak sanggup. Orang dengan tipe ini akan selalu mengatakan ‘tidak’ ketika ditunjuk atau diminta melakukan sesuatu.

2.      Tipe Camper ……. (cepat merasa puas)
Adalah orang yang mau berjuang, namun tidak sepenuh hati. Setengah-setengah. Baru berupaya sedikit, namun sudah mengatakan cukup. Mereka cepat puas atas apa yang sudah diraihnya tak peduli apakah sesungguhnya sudah tiba di tujuan atau belum; apabila sudah mengusahakan dengan optimal atau belum.

3.      Tipe Climber ……… (tidak mudah menyerah)
Adalah orang yang berjuang sampai pada tujuan. Semua tantangan dihadapi dengan optimis. Orang tipe ini bukan hanya mengerahkan tenaga untuk berjuang, tetapi juga memikirkan berbagai alternative kemungkinan agar tujuannya dapat tercapai. Jadi bukan hanya berupaya secara fisik, tetapi juga mengikutsertakan seluruh kompetensi dirinya untuk mencapai sukses.

Tidak mudah untuk mencapai posisi climber, diperlukan berbagai usaha untuk itu. Salah satunya adalah dengan merubah paradigma (cara pandang) terhadap sesuatu. Dalam hal ini terhadap tantangan. Paradigma yang berubah akan mengarahkan pada hasil yang berbeda. Hal ini juga akan mempengaruhi cara berpikir. Berikut ini beberapa cara berpikir yang dapat membantu kita dalam menghadapi tantangan :
1.      Berpikir Positif
Artinya selalu melihat kesempatan, betapapun kecilnya, sebagai sarana untuk mengembangkan diri ke depan, menuju harapan di masa depan. Kemampuan berpikir positif sangat dipengaruhi oleh konsep diri. Yaitu cara kita memandang diri kita. Ketika kita memandang diri kita posiitf, maka dengan mudah kita akan melihat berbagai hal juga dengan cara positif. Demikian sebaliknya, jika kita menilai diri kita negative, maka kita akan mengalami kesulitan menemukan atau melihat hal positif dari sekitar kita.

2.      Berpikir Kritis
Adalah kemampuan orang untuk melihat sesuatu lebih dari apa yang nampak. Tidak mudah menerima sesuatu sebagai hal yang sudah siap pakai, namun memiliki keinginan untuk meneliti, menganalisa, merespon dengan lebih jauh agar mendapat gambaran yang jelas tentang sesuatu tersebut. Mempertanyakan hal-hal umum yang dianggap biasa, menajamkan pandangan terhadap pendapat-pendapat masyarakat, menggali berbagai kemungkinan atau alternative jawaban adalah ciri-ciri kemampuan berpikir kritis.

3.      Berpikir Kreatif
Adalah kemampuan orang untuk memikirkan yang tidak dipikirkan orang lain. Melihat hal-hal yang tidak dilihat orang secara umum. Menemukan bentuk-bentuk atau cara-cara baru yang sebelumnya tidak diduga. Kemampuan berpikir kreatif sesungguhnya adalah hasil dari keberanian untuk berlatih, mengasah, dan usaha yang keras untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Dengan demikian, setiap orang bias belajar untuk menjadi kreatif, sebab kreatifitas bukanlah hadiah, melainkan usaha dan kerja keras.

Dalam usaha menghadirkan kasih, keadilan, dan kesetiaan, maka ketiga cara berpikir tersebut menjadi modal penting bagi kita. Namun, demikian kita menemukan beberapa kendala untuk dapat memiliki ketiga cara berpikir tersebut :
1.      Penerimaan akan gambar diri



2.      Dorongan untuk melakukan yang terbaik



3.      Gaya hidup yang seragam


4.      Takut pada perbedaan



5.      Kurang wawasan


6.      Memiliki banyak kemudahan



7.      Pola dan kebiasaan




Mesikipun banyak kendala yang dihadapi, namun tuntutan untuk hidup dalam kasih, keadilan dan kesetiaan akan menajdi pendorong yang kuat untuk membuat kita terus belajar agar memiliki kemampuan berpikir yang baik sehingga kita akan muncul sebagai orang yang tidak mudah menyerah. Itulah hal yang terpenting untuk kita dapat menjelaskan kepada masyarakat tentang kasih, keadilan, dan kesetiaan Allah bagi kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar