SENI
VOKAL
TUGAS
MAKALAH
GENRE
MUSIK DAN TEORI MUSIK
Yohana
Natalia X MIA 1/32
DAFTAR
ISI
-
Genre
MUSIK:
1.
Definisi
1.1 Musik Klasik
1.2 Musik Pop
1.3 Musik Jazz
1.4 Musik Seriosa
1.5 Musik Keroncong
1.6 Musik Rock
1.7 Musik Melayu
1.8 Musik Dangdut
2.Ciri-Ciri
2.1 Musik Klasik
2.2 Musik Pop
2.3 Musik Jazz
2.4 Musik Seriosa
2.5 Musik Keroncong
2.6 Musik Rock
2.7 Musik Melayu
2.8 Musik Dangdut
3.
Sejarah
3.1 Musik Klasik
3.2 Musik Pop
3.3 Musik Jazz
3.4 Musik Seriosa
3.5 Musik Keroncong
3.6 Musik Rock
3.7 Musik Melayu
3.8 Musik Dangdut
4.
Asal Kata
4.1 Musik Klasik
4.2 Musik Pop
4.3 Musik Jazz
4.4 Musik Seriosa
4.5 Musik Keroncong
4.6 Musik Rock
4.7 Musik Melayu
4.8 Musik Dangdut
5.
Teori Musik
5.1 Bentuk Nilai Not
5.2 Tanda Kunci #, b, Kromatik
5.3 Tanda Birama, tanda tempo, dinamik
5.4 Tangga Nada
1.Definisi
1.1
Musik Klasik
Musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya
mengarah pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi kesenian
Barat, musik
kristiani, dan musik orkestra, mencakup periode dari sekitar abad
ke-9 hingga abad ke-21.
Musik klasik Eropa dibedakan dari bentuk musik non-Eropa
dan musik populer terutama oleh sistem notasi musiknya, yang sudah digunakan sejak sekitar
abad ke-16. Notasi musik barat
digunakan oleh komponis untuk memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai tinggi nada, kecepatan, metrum,
ritme individual, dan pembawaan tepat suatu karya musik. Hal ini membatasi adanya
praktik-praktik seperti improvisasi dan ornamentasi ad libitum yang sering didengar pada musik
non-Eropa (bandingkan dengan musik klasik India dan musik tradisional Jepang) maupun musik populer.
Sejak abad ke-2 dan abad ke-3 sebelum
Masehi, di Tiongkok dan Mesir ada musik yang mempunyai bentuk tertentu. Dengan
mendapat pengaruh dari Mesir dan Babilon, berkembanglah musik Hibrani yang
dikemudian hari berkembang menjadi musik Gereja.
Musik itu kemudian disenangi oleh
masyarakat, karena adanya pemain-pemain musik yang mengembara serta menyanyikan
lagu yang dipakai pada upacara Gereja. Musik itu tersebar di seluruh Eropa
kemudian tumbuh berkembang, dan musik instrumental maju dengan pesat setelah
ada perbaikan pada alat-alat musik, misalnya biola dan cello. Kemudian timbulah
alat musik Orgel. Komponis besar muncul di Jerman, Prancis, Italia, dan Rusia.
Dalam abad ke 19, rasa kebangsaan mulai bangun dan berkembang. Oleh karena itu
perkembangan musik pecah menurut kebangsaannya masing-masing, meskipun pada
permulaannya sama-sama bergaya Romantik. Musik menurut Aristoteles mempunyai
kemampuan mendamaikan hati yang gundah mempunyai terapi rekreatif dan
menumbuhkan jiwa patriotisme. Mulai abad 20, Prancis menjadi pelopor dengan
musik Impresionistis yang segera diganti dengan musik Ekspresionistis.
1.2
Musik Pop
Musik
pop (istilah yang awalnya berasal dari
singkatan dari "populer") adalah sebuah genre musik dari musik populer yang berasal dalam bentuk modern pada 1950-an, yang berasal dari rock and roll.[1] Istilah musik populer dan musik pop
sering digunakan secara bergantian, meskipun yang pertama adalah deskripsi
musik yang populer (dan dapat termasuk gaya apapun), sedangkan yang terakhir
adalah genre tertentu yang mengandung kualitas daya tarik massa.[1]
Sebagai
genre, musik pop sangat eklektik, sering meminjam elemen dari gaya-gaya lain
termasuk urban, dance, rock, latin dancountry;[1] Musik pop umumnya dianggap sebagai
sebuah genre yang komersial dicatat dan keinginan untuk memiliki
daya tarik audiens massa.[1]
Definisi
David
Hatch dan Stephen Millward mendefinisikan musik pop sebagai "a body of music which is
distinguishable from popular, jazz and folk musics" (sejenis musik yang dapat dibedakan
dari musik populer, jazz, dan folk).[2] Meskipun musik pop sering dilihat
sebagai berorientasi pada tangga lagu (tangga singel),
namun tidak semua musik dalam tangga lagu adalah musik pop, melainkan juga dari
berbagai macam aliran seperti klasik, jazz, rock, dan novelty
song. Musik pop
sebagai genre biasanya dianggap sebagai genre yang ada dan berkembang secara
terpisah.[3] Dengan demikian "musik pop"
dapat digunakan untuk menggambarkan sebuah genre terpisah, yang ditujukan untuk
target muda usia, dan sering dianggap sebagai alternatif yang lebih lembut dari rock and roll.
1.3
Musik Jazz
Musik jazz banyak menggunakan gitar, trombon, piano, trompet, dan saksofon. Elemen penting dalam jazz adalah blue notes, improvisasi, polyrhythms, sinkopasi, dan shuffle note.
Meskipun
banyak upaya telah dilakukan untuk menentukan jazz dari sudut pandang di luar
jazz, seperti menggunakan sejarah musik Eropa atau musik Afrika, kritikus jazz
Joachim Berendt berpendapat bahwa semua upaya tersebut tidak memuaskan. Salah
satu cara untuk berkeliling masalah definisi adalah untuk mendefinisikan jazz
"istilah" lebih luas. Berendt mendefinisikan jazz sebagai bentuk
"seni musik yang berasal dari Amerika Serikat melalui konfrontasi orang
kulit hitam dengan musik Eropa", ia berpendapat bahwa jazz berbeda dari
musik Eropa dalam jazz yang memiliki hubungan "khusus untuk waktu, yang
didefinisikan sebagai 'ayunan' "," sebuah spontanitas dan vitalitas
produksi musik di mana improvisasi memainkan peran ", dan" kemerduan
dan cara ungkapan yang cermin individualitas dari musisi jazz melakukan ".
Travis
Jackson juga mengusulkan definisi yang lebih luas dari jazz yang mampu mencakup
seluruh era yang berbeda secara radikal: ia menyatakan itu adalah musik yang
mencakup kualitas seperti "berayun", improvisasi, interaksi kelompok,
mengembangkan sebuah" suara individu, dan menjadi 'terbuka' untuk
kemungkinan musik yang berbeda Krin Gabbard mengklaim bahwa" jazz adalah
membangun "atau kategori yang, sementara buatan, masih berguna untuk
menunjuk" sejumlah musics dengan cukup umum harus dipahami sebagai bagian
dari sebuah tradisi yang koheren ".
Sementara
jazz mungkin sulit untuk menentukan, improvisasi jelas salah satu elemen kunci.
Awal blues pada umumnya terstruktur sekitar pola panggilan-dan-respon yang
berulang, unsur umum dalam tradisi lisan Afrika Amerika. Suatu bentuk musik
rakyat yang meningkat di bagian dari lagu kerja dan bidang hollers Hitam
pedesaan, blues awal juga sangat improvisasi. Fitur-fitur ini mendasar dengan
sifat jazz.
Dalam
unsur-unsur musik klasik Eropa interpretasi, ornamen dan pendampingan
kadang-kadang kiri ke kebijaksanaan yang berprestasi itu, tujuan utama adalah
pemain memainkan komposisi seperti yang tertulis.
Dalam
jazz, Namun, pemain ahli akan menafsirkan sebuah lagu dengan cara yang sangat
individu, tidak pernah memainkan komposisi yang sama persis dengan cara yang
sama dua kali. Tergantung mood pemain dan pengalaman pribadi, interaksi dengan
sesama musisi, atau bahkan anggota audiens, seorang musisi jazz / pemain dapat
mengubah melodi, harmoni atau waktu penandatanganan di akan. musik klasik Eropa
telah dikatakan media komposer. Jazz, namun, sering ditandai sebagai produk
kreativitas egaliter, interaksi dan kolaborasi, menempatkan nilai yang sama
pada kontribusi dari komposer dan pelaku, 'tangkas berat [ing] klaim
masing-masing komposer dan improvisasi' .
Di
New Orleans dan Dixieland jazz, performer bergantian bermain melodi, sementara
yang lain countermelodies improvisasi. Dengan era swing, big band datang untuk
lebih mengandalkan musik diatur: pengaturan entah tertulis atau dipelajari oleh
telinga dan hafal - banyak artis jazz awal tidak bisa membaca musik. solois
Individu akan berimprovisasi dalam pengaturan ini. Kemudian, di bebop fokus
bergeser ke arah kelompok-kelompok kecil dan pengaturan minimal; melodi
(dikenal sebagai kepala "") akan dinyatakan secara singkat pada awal
dan akhir bagian, tapi inti dari kinerja akan menjadi serangkaian improvisasi
dalam tengah. Kemudian gaya jazz seperti jazz modal meninggalkan gagasan ketat
kemajuan akord, yang memungkinkan individu musisi berimprovisasi bahkan lebih
bebas dalam konteks skala tertentu atau mode. avant-garde dan idiom jazz bebas
izin, bahkan memanggil, meninggalkan chords, sisik, dan meter berirama.
Telah
lama ada perdebatan di komunitas jazz atas definisi dan batas-batas
"jazz". Meskipun perubahan atau transformasi jazz oleh pengaruh baru
awalnya sering dikritik sebagai kehinaan "," Andrew berpendapat
Gilbert jazz yang memiliki kemampuan "untuk menyerap dan mengubah
pengaruh" dari gaya musik yang beragam. Sementara beberapa penggemar jenis
tertentu jazz berpendapat untuk definisi sempit yang mengecualikan berbagai
jenis musik juga dikenal sebagai "jazz", musisi jazz sendiri sering
enggan untuk mendefinisikan musik mereka bermain. Duke Ellington menyimpulkan
dengan mengatakan, "Ini semua musik." Beberapa kritikus bahkan
menyatakan bahwa musik Ellington bukanlah jazz karena diatur dan mengatur. Pada
teman sisi lain Ellington dua puluh
solo
Earl Hines's "transformatif versi "komposisi Ellington (pada Earl
Hines Dimainkan Duke Ellington dicatat pada tahun 1970) yang dijelaskan oleh
Ben Ratliff, New York Times kritikus jazz, seperti" sebagai contoh yang
baik dari proses jazz sebagai sesuatu di luar sana ".
Berorientasi
komersial atau populer yang dipengaruhi musik jazz bentuk memiliki keduanya
lama dikritik, setidaknya sejak munculnya Bop. penggemar jazz tradisional telah
diberhentikan Bop, tahun 1970-an jazz [era fusi dan banyak lain] sebagai
periode penurunan nilai komersial dari musik. Menurut Bruce Johnson, musik jazz
selalu memiliki ketegangan "antara jazz sebagai musik komersial dan bentuk
seni" catatan Gilbert itu. Sebagai gagasan tentang kanon jazz adalah
berkembang, "prestasi masa lalu" dapat menjadi "... istimewa
atas kreativitas istimewa ..." dan inovasi seniman saat Village Voice.
jazz kritikus Gary Giddins berpendapat bahwa sebagai penciptaan dan penyebaran
jazz semakin dilembagakan dan didominasi oleh perusahaan hiburan besar, jazz
adalah menghadapi "sebuah. .. masa depan berbahaya kehormatan dan
penerimaan tertarik "David Ake. memperingatkan bahwa penciptaan"
norma "dalam jazz dan pembentukan tradisi jazz" "mungkin
mengecualikan atau sampingan lainnya yang lebih baru, avant-garde bentuk jazz .
Kontroversi juga muncul lebih dari bentuk-bentuk baru jazz kontemporer dibuat
di luar Amerika Serikat dan berangkat secara signifikan dari gaya Amerika Di
satu pandangan mereka merupakan bagian penting dari pengembangan saat ini jazz
itu;. di lain mereka kadang-kadang dikritik sebagai penolakan terhadap tradisi
jazz penting.
1.4
Musik Seriosa
se·ri·o·sa /sériosa/ n jenis irama lagu yg
dianggap serius krn membutuhkan teknik suara yg lebih tinggi, dibedakan dr
irama keroncong, atau irama hiburan: dl perlombaan itu, peserta -- berjumlah
lebih banyak dp peserta keroncong
Bagian
dari musik klasik yang lebih menonjol pada vokal dengan teknik vibrasi yang
mencapai mutu tinggi. Musik seriosa dinyanyikan dengan serius. Penyanyi harus
menguasai teknik vocal dengan baik. Teknik pernafasan, pemenggalan frase lagu,
penguasaan jangkauan nada, teknik pembentukan suara, dan teknik teknik
menggetarkan suara.
1.5
Musik Keroncong
Keroncong
adalah sejenis musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis
music Portugus yang dikenal sebagai Fado. Sejarah keroncong di Indonesia dapat
ditarik hingga akhir abad ke-16 saat kekuatan Portugis mulai melemah di
Nusantara. Keroncong berawal dari music yang dimainkan para budak dan opsir
Portugis dari daratan India (Goa) serta Maluku. Bentuk awal music ini disebut
moresco, yang diiringi oleh alat music dawai. Dalam perkembangannya, masuk
sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta
beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk music campuran ini
sudah popular di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung
Malaya. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian
meredup akibat masuknya gelombang music popular (music rock yang berkembang
sejak 1950-an, dan berjayanya music The Beatles dan sejenisnya sejak tahun 1961
hingga sekarang.) Meskipun demikian, music keroncong masih tetap dimainkan dan
dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga
sekarang.
1.6
Musik Rock
Musik
rok (bahasa Inggris: rock)
adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum
pada pertengahan tahun '50-an. Akarnya berasal dari rhythm and blues, musik country dari tahun '40 dan '50-an serta berbagai
pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik rok juga mengambil gaya dari berbagai
musik lainnya, termasuk musik rakyat (folk music), jazz dan musik klasik.[1]
Bunyi
khas dari musik rok sering berkisar sekitar gitar listrik atau gitar akustik, dan penggunaan back beat yang sangat
kentara pada rhythm section dengan gitar bass dan drum,
dan kibor seperti organ, piano atau sejak '70-an, synthesizer. Di samping gitar atau kibor, saksofon dan harmonika bergaya blues kadang digunakan sebagai
instrumen musik solo. Dalam bentuk murninya, musik rok "mempunyai tiga
chords, backbeat yang konsisten dan mencolok dan melodi yang menarik".
Pada
akhir tahun '60-an dan awal '70-an, musik rok berkembang menjadi beberapa
jenis. Yang bercampur dengan musik folk (musik daerah di Amerika) menjadi folk rock, dengan blues menjadi blues-rock dan dengan jazz,
menjadi jazz-rock fusion.
Pada tahun '70-an, rock menggabungkan pengaruh dari soul, funk,
dan musik
latin. Juga pada tahun
'70-an, rock berkembang menjadi berbagai subgenre (subkategori) seperti soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock, progressive rock, dan punk rock. Subkategori rock yang mencuat pada
tahun '80-an termasuk New Wave, hardcore punk, dan alternative rock. Pada tahun '90-an terdapatgrunge, Britpop, indie
rock dan nu metal.
Sebuah
kelompok pemusik yang mengkhususkan diri memainkan musik rok dijuluki rock band atau rock
group (grup musik rok). Rock
group banyak yang terdiri dari pemain gitar, penyanyi utama (lead singer),
pemain gitar bass, dan drummer (pemain drum), membentuk sebuah quartet. Beberapa group menanggalkan satu atau
dua posisi di atas dan/atau menggunakan pennyanyi utama sebagai pemain alat
musik di samping menyanyi, membentuk duo atau trio.
Grup lainnya memiliki pemusik tambahan seperti dua rhythm gitar dan atau
seorang keyboardist (pemain kibor).
Agak lebih jarang, penggunaan alat musik bersenar seperti biola, cello,
atau alat tiup seperti saksofon, trompet, atau trombon.
1.7 Musik Melayu
Musik Melayu adalah aliran musik tradisional yang bermula
dan berkembang di wilayah pantai timur Sumatra, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Musik ini biasanya dinyanyikan oleh
orang-orang dari suku bangsa Melayu yang tidak jarang diiringi pula dengan tarian khas Melayu setempat misalnya tari Persembahan dalam perhelatan atau pesta adat, penyambutan
tetamu kehormatan, dan dalam kegiatan keagamaan. Yang menarik dari aliran musik
ini terletak pada susunannya yang terdiri dari lirik lagu yang mengandung syair
yang disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari dan penuh dengan tunjuk ajar (pesan moral), diisi dengan suara atau vokal
khas cengkok Melayu, dan aransemen musik yang tersusun
rapi.
Pada awal perkembangannya alat musik yang
digunakan lebih didominasi oleh tingkahan rebana, petikan gambus, gesekan biola, picitan akordion, tingkahan gong, dan tiupanserunai. Ini
dipengaruhi oleh kebudayaan dari tanah Arab dan Eropa tradisional. Seiring dengan perkembangan
teknologi itu semua digantikan dengan alat musik elektronik berupa keyboard. Walaupun
demikian, dalam kegiatan-kegiatan tertentu alat musik tradisional masih tetap
digunakan demi melestarikan warisan kebudayaan.
Dalam kiprahnya aliran ini sempat populer di
era '80-an bahkan memasuki era "puncak kegemilangan" di era '90-an.
Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya penyanyi & grupband Melayu, dan pendatang baru yang bermunculan
dengan lagu-lagu andalan masing-masing.
1.8 Musik Dangdut
Dangdut merupakan salah satu
dari genre seni musik Indonesia yang mengandung unsur-unsur musik Hindustan atau India klasik dikarenakan menggunakan alat musik utama dangdut yaitu Tabla yang merupakan alat musik dari India, Pakistan, dan khususnya
Asia Selatan, kemudian berkembang ke Indonesia yang berakar dari pedagang Gujarat yang juga menyebarkan agama Islam pada zaman itu. Sehingga
dangdut memiliki unsur Melayu dan Arab. Dangdut juga dipengaruhi musik India melalui film Bollywood olehEllya Khadam dengan lagu Boneka
India, dan terakhir lahir sebagai Dangdut tahun 1968 dengan tokoh utama Rhoma Irama. Dalam evolusi menuju
bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab(pada cengkok dan
harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia pada akhir tahun 1960-an membuka
masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an
dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik
populer,
dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari
keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.
2.
Ciri-Ciri
2.1
Musik Klasik
Ciri Musik Pada Zaman Klasik:
1.
Menggunakan peralihan
dinamik dari lembut sampai keras atau (cressendo)dan dari keras menjadi
lembut(decrssendo).
2.
Perubahan-perubahan
tempo dengan percepatan atau (accelerando) dan perlambatan(ritardando).
3.
Hiasan / ornamentik
diperhemat pemakaiannya.
4.
Pemakaian akord 3 nada
2.2
Musik Pop
Ciri
Musik Pop:
- Melodi mudah diterapkan dengan berbagai
karakter lirik.
- Sangat fleksibel jika dipadukan dengan
style lain.
- Lagu umumnya mudah disenandungkan dan
diserap.
- Harmoni tidak terlalu rumit.
- Tempo Bervariasi
2.3 Musik
Jazz
Ciri
Musik Jazz:
- Vokal dan
Lirik cenderung dianggap sebagai bagian dari bunyi instrument
- Harmoninya
rumit, memiliki tonalitas yang luas dan sering terjadi modulasi
- Ritme dan
melodi memiliki kecenderungan improvisasi
2.4
Musik Seriosa
Ciri Musik Seriosa:
- Banyak
menggunakan nada-nada sisipan.
- Banyak
menggunakan perubahan tempo dan dinamik.
- Dinyanyikan
dengan serius dan perasaan yang mendalam.
2.5 Musik Keroncong
Muzik keroncong mempunyai
empat ciri-ciri khas seperti berikut :
- Bentuk
- Harmoni
- Ritme atau rentak
- Alat-alat
1. Bentuk
Bentuk dan jenis lagu-lagu keroncong antara lain
:
a) Keroncong Asli
b) Langgam Keroncong
c) Stambul
d) Lagu Ekstra
Ad . a). Keroncong Asli
- Jumlah birama : 28 birama, tanpa intro dan
coda.
- Tanda Masa : 4/4
- Bentuk kalimat : A-B-C. dinyanyikan dua kali.
- Selalu ada intro dan coda, intro merupakan
improvisasi chord I dan V, yang diakhiri dengan chord I dan ditutup dengan
kadens lengkap yang disebut juga lintas chord, iaitu chord I – IV – V – I dan
coda juga berupa kadens lengkap.
Ad. b) Langgam Keroncong
- Jumlah birama : 32 birama, tanpa intro dan
coda.
- Tanda Masa : 4/4
- Bentuk kalimat : A-A-B-A
-Lagu biasanya dibawakan dua kali, ulangan kedua
setelah instrumental bahagian
kalimat A dan vocal masuk bahagian chorus atau
bahagian B dan kebahagian A.
berikutnya.
- Intro diambil dari empat birama terakhir dari
lagu, dan coda merupakan kadens
Lengkap.
Ad. c) Stambul
Terdapat dua jenis Stambul :
1. Stambul I
- Jumlah birama : 16 birama
- Tanda masa : 4/4
- Bentuk kalimat : A-B
- Intro merupakan improvisasi dengan peralihan
chord I dan chord V
- Jenis stambul I sering berbentuk muzik dan
vokal saling bergantian, iaitu dua birama instrumental dan dua birama vokal dan
coda merupakan kadens lengkap
2. Stambul II
- Jumlah birama : 2 x 16 birama
- Tanda masa : 4/4
- Bentuk kalimat : A-B
- Intro merupakan improvisasi dengan peralihan
chord I dan V, sering berupa vokal yang dinyanyikan secara recitative, tanpa
iringan.
Ad. d) Lagu ekstra
- Bentuk menyimpang dari ketiga jenis keroncong
tersebut
- Bersifat riang gembira dan jenaka
- Sangat terpengaruh oleh bentuk lagu-lagu
tradisional
2. Harmoni
a. Keroncong Asli
- Dalam tangga nada (scale) Major
- Bentuk harmonisasi (chord progression) adalah
:
Intro
I - - - I - - - V - - - V - - -
II - - - II - - - IV - - - IV - - -
IV - - - IV - V - I - - - I - - -
V - - - V - - - I - - - IV - V -
I - - - IV - V - I - - - I - - -
V - - - V - - - I - - - I - - - coda
b. Langgam
- Bentuk harmonisasinya adalah :
Intro
I - - - IV - V - I - - - I - - -
V - - - V - - - I - - - I - - -
I - - - IV - V - I - - - I - - -
V - - - V - - - I - - - I - - -
IV - - - IV - - - I - - - I - - -
II - - - II - - - V - - - V - - -
I - - - IV - V - I - - - I - - -
V - - - V - - - I - - - I - - - coda
c. Stambul
- Bentuk harmonisasinya dari stambul I adalah :
Intro
IV - - - IV - - - I - - - I - - -
V - - - V - - - I - - - I - - -
IV - - - IV - - - I - - - I - - -
V - - - V - - - I - - - I - - - coda
- Bentuk harmonisasi dari stambul II adalah :
Intro
IV - - - IV - - - IV - - - IV - V -
I - - - IV - V - I - - - I - - -
V - - - V - - - V - - - V - - -
I - - - IV - V - I - - - I - - - coda.
2.6
Musik
Rock
Ciri Musik Rock:
- Area
nada luas.
- Kekuatan
terletak pada dinamika aransemen.
- Lagu
sulit dinyanyikan
- Lirik
lagu ekspresif, beat, cenderung keras.
- Tempo
cepat
- Harmoni
sangat rumit.
2.7
Musik
Melayu
Ciri Musik Melayu:
- Ada
cengkok pada musiknya.
- Syair
lagunya memiliki nilai sastra.
- Syairnya
tidak cengeng, tidak vulgar, dan membawa pesan moral yang baik.
- Menghasilkan
sentuhan dendang dan joget.
- Menggunakan
alat music tradisional seperti gendang dan rebana.
- Instrumen
yang dominan adalah biola, accordion, dan gong.
2.8 Musik
Dangdut
Ciri Musik Dangdut:
1.
Alat musiknya akustik, dengan
standarisasi melayu, seperti akordion, suling, gendang, madolin, dan dalam
perkembangan di era ini adalah organ mekanik serta biola.
2.
Lagunya, mudah dicerna sehingga
tidak susah untuk diterima masyarakat.
3.
Iramanya terbagi dalam tiga bagian
yaitu senandung (sangat lambat), lagu dua (iramanya agak cepat) dan makinang
(lebih cepat).
4.
Liriknya masih lekat pada pantun.
5.
Irama musiknya sangat melankolik.
6.
Bangunan sebagian besar lagu dangdut
sangat konservatif,
7.
Sebagian besar tersusun dari satuan
delapan birama 4/4 (jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4,
kecuali pada lagu-lagu masa Melayu Deli (contoh: Burung Nuri)).
8.
Miskin improvisasi, baik melodi
maupun harmoni.
9.
Sangat mengandalkan ketukan tabla
dan sinkop.
10.
Pada umumnya tidak memiliki refrain,
namun memiliki bagian kedua dengan bangunan melodi yang berbeda dengan bagian
pertama.
3.
Sejarah
3.1
Musik Klasik
Zaman
Klasik atau Periode Klasik dalam sejarah musik Barat berlangsung selama sebagian besar abad ke-18 sampai dengan awalabad ke-19. Walaupun istilah musik klasik biasanya digunakan untuk menyebut semua jenis musik dalam tradisi ini, istilah
tersebut juga digunakan untuk menyebut musik dari zaman tertentu ini dalam
tradisi tersebut. Zaman ini biasanya diberi batas antara tahun 1750 dan 1820,
namun dengan batasan tersebut terdapat tumpang tindih dengan zaman sebelum dan
sesudahnya, sama seperti pada semua batasan zaman musik yang lain.
|
|
(476
– 1450)
|
|
(1450
– 1600)
|
|
(1600
– 1750)
|
|
|
Zaman
Klasik
|
(1740
– 1830)
|
|
(1815
– 1910)
|
|
(1900
– 2000)
|
|
(2001-sekarang)
|
3.2 Musik
Pop
Musik pop telah menjadi industri
menguntungkan di Amerika Serikat sejak abad ke-19. Pada
akhir 1950-an muncul genre pop/rock sesudah memudarnya era rock and roll. Pop/rock
tahap awal dipengaruhi oleh susunan beat dan gaya rock and roll (dan
kadang-kadang doo-wop), tapi tidak terlalu keras seperti rock and roll. Menjelang berakhirnya tahun 1960-an,
genre pop/rock mulai dipengaruhi psikedelik dan blue-eyed
soul. Pada tahun
1970-an, pop/rock makin cenderung lembut, misalnya seperti musik pop yang
dibawakan Burt Bacharach. Artis pop/rock terkenal dari tahun
1960-an misalnya The Beach Boys, The Four Seasons, The Everly Brothers, The
Association, The Rascals, The
Righteous Brothers, The
Walker Brothers, dan Petula Clark. Komposer
Burt Bacharach, produser Phil Spector, dan tim pencipta lagu dari Brill
Building seperti Barry/Greenwich dan Goffin/King termasuk di antara tokoh musik pop/rock tahun 1960-an.
3.3 Musik Jazz
SEJARAH JAZZ DI DUNIA
Jazz adalah jenis musik yang tumbuh dari
penggabungan blues, ragtime, dan musik Eropa, terutama musik band. Beberapa
subgenre jazz adalah Dixieland, swing, bebop, hard bop, cool jazz, free jazz,
jazz fusion, smooth jazz, dan CafJazz.Jazz adalah aliran musik yang berasal
dari Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dengan akar-akar dari musik Afrika
dan Eropa.Musik jazz banyak menggunakan instrumen gitar, trombon, piano,
terompet, dan saksofon. Salah satu elemen penting dalam jazz adalah sinkopasi.
Musik jazz pertama dari Amerika adalah
benar-benar asli kontribusi kepada dunia seni masyarakat. Periode 1930an dan
pada tahun 1940-an sampai sekarang adalah satu-satunya dalam sejarah ketika
usia popularitas jazz lainnya hilang cahayanya semua genre musik di AS Adalah
suatu masa yang dikenal sebagai era Big Band, dan selama itu ayunan musik
adalah raja.
Popularitas jazz, dan cara bermain dalam
perubahan gaya musik, waned setelah WWII. Namun band besar dari orang-orang
seperti Duke Ellington, Woody Herman, Count Basie dan lain-lain upheld tradisi
di tahun 1970-an dan seterusnya. Selain itu jazz kelompok kecil, terdiri dari
kedua mantan band besar era soloists musisi muda baru dan sama-sama, ada
lanjutan untuk memanfaatkan paralel distinctions banyak dari bahasa yang mereka
bermain di ayunan dan rekaman sejak jatuhnya band yang besar. Demikian pula
yang besar, pop jazz dan vocalists dari tahun 1950-an dan 1960-an yang
digunakan oleh aturan dan instrumentasi arrangers dan musisi yang berkaitan
dengan sebelumnya, dan pemahaman, maka kata-kata dari Big Band era.
Bahasa ayun masih hari ini diucapkan oleh
sejumlah berbakat sekarang ini modern dan musisi jazz band ayunan. Pertengahan
tahun 1990-an memperbaharuinya dalam ayunan musik adalah fueled by a swing
dance kebangkitan dari Lindy-hop jitterbug swing dan tarian. Hari ini sukses
dan sesi band-pemimpin yang acquiesce untuk merekam dan memutar musik jazz yang
swings melakukannya dengan pengetahuan yang menarik perhatian adalah penggemar
baru jazz agak mirip dengan rasa yang memuaskan dari ayunan penari; besar
bermain lebih mudah untuk memahami dan berhubungan dengan ketika mengalir
seperti itu didukung oleh halus, stabil, dan lancar yang rhythms, banyak
seperti yang populer di pertengahan 1930an.
SEJARAH MUSIK JAZZ DI INDONESIA
Musik jazz masuk Indonesia pertama kali pada
tahun 30an. Yang dibawa oleh musisi-musisi dari Filipina yang mencari pekerjaan
di Jakarta dengan bermain musik. Bukan hanya mentransfer jazz saja, mereka juga memperkenalkan instrumen angin,
seperti trumpet, saksofon, kepada penikmat musik Jakarta. Mereka memainkan jazz
ritme Latin, seperti boleros, rhumba, samba dan lainnya.
Nama-nama musisi yang masih diingat adalah
Soleano, Garcia, Pablo, Baial, Torio, Barnarto dan Samboyan. Selain bermain di
Jakarta, seperti di Hotel Des Indes (sekarang Duta Merlin Plaza) dan Hotel Der
Nederlander (jadi kantor pemerintahan), mereka juga bermain di kota lain,
seperti di Hotel Savoy Homann – Bandung dan di Hotel Oranje (Yamato) –
Surabaya.
Pada tahun 1948, sekitar 60 musisi Belanda
datang ke Indonesia untuk membentuk orkestra simfoni yang berisi musisi lokal.
Salah satu musisi Belanda yang terkenal adalah Jose Cleber. Studio Orkestra
Jakarta milik Cleber mengakomodasi permainan musik California. Band-band baru
bermunculan seperti The Progressive Trio, Iskandar’s Sextet dan Octet yang
memainkan jazz dan The Old Timers yang memainkan repertoir Dixieland.
Pada tahun 1955, Bill Saragih membentuk kelompok
Jazz Riders. Ia memainkan piano, vibes dan flute. Anggota lainnya adalah Didi
Chia (piano), Paul Hutabarat (vokal), Herman Tobing (bass) dan Yuse (drum).
Edisi selanjutnya beranggotakan Hanny Joseph (drum), Sutrisno (saksofon tenor),
Thys Lopis (bass) dan Bob Tutupoly (vokal).
Band jazz yang terkenal tahun 1945 – 1950 di
Surabaya beranggotakan Jack Lemmers (dikenal sebagai Jack Lesmana, ayah Indra
Lesmana) pada bass/gitar, Bubi Chen (piano), Teddy Chen, Jopy Chen (bass),
Maryono (saksofon), Berges (piano), Oei Boen Leng (gitar), Didi Pattirane
(gitar), Mario Diaz (drum) dan Benny Hainem (clarinet).
Nama-nama musisi jazz di Bandung tahun 50 – 60an
adalah Eddy Karamoy (gitar), Joop Talahahu (saksofon tenor), Leo Massenggani,
Benny Pablo, Dolf (saksofon), John Lepel (bass), Iskandar (gitar dan piano) dan
Sadikin Zuchra (gitar dan piano).
Musisi-musisi muda di Jakarta bermunculan tahun
70 – 80an. Di antaranya Ireng Maulana (gitar), Perry Pattiselano (bass), Embong
Raharjo (saksofon), Luluk Purwanto (biola), Oele Pattiselano (gitar), Jackie
Pattiselano (drum), Benny Likumahuwa (trombon dan bass), Bambang Nugroho
(piano), Elfa Secioria (piano). Beberapa musisi muda lainnya mempelajari rock
dan fusion, tapi masih dalam kerangka jazz. Mereka adalah Yopie Item (gitar),
Karim Suweileh (drum), Wimpy Tanasale (bass), Abadi Soesman (keyboard), Candra
Darusman (keyboard), Joko WH (gitar) dan lainnya.
Pertengahan tahun 80an, nama Fariz RM muncul. Ia
lebih mengkategorikan musiknya sebagai new age. Namun, beberapa komposisinya
bernafaskan pop jazz, bahkan latin. Indra Lesmana, Donny Suhendra, Pra B.
Dharma, Dwiki Darmawan, Gilang Ramadan membentuk Krakatau, dan akhirnya
kelompok ini bertransformasi menjadi Java Jazz, dengan mengganti beberapa
personil.
Tahun 90an hingga sekarang, banyak sekali musisi
dan kelompok jazz yang terbentuk. Musik jazz yang dibawakan tidak lagi
mainstream, namun hasil distilasi berbagai musik seperti fusion, acid, pop,
rock dan lainnya. Sebut saja SimakDialog, Dewa Budjana, Balawan dan Batuan
Ethnic Fusion, Bali Lounge, Andien, Syaharani, Tompi, Bertha, Maliq & D’essentials
dan masih banyak lagi lainnya.
Musisi jazz biasanya banyak bermunculan di
Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali. Hal ini disebabkan arus musik jazz lebih
banyak mengalir di sana lewat pertunjukan jazz (JakJazz, Java Jazz Festival,
Bali Jazz Festival), sekolah musik jazz, studio rekaman dan kafe yang
menampilkan jazz. Seorang yang juga berjasa “mengalirkan” arus jazz ke
Indonesia adalah Peter F. Gontha, seorang pemilik JAMZ dan pendiri pemrakarsa
Java Jazz Festival. (AL/Angga, Berbagai sumber dan analisa.
3.4 Musik Seriosa
Sejarah
musik seriosa, saat ini dan masa lalu.
Lied German adalah
komposisi musik vokal German, memiliki tiga bentuk lagu: strophic,
through-composed dan song cycle. Masuk ke Indonesia, dibawa oleh Bangsa Belanda
pada abad16. Keberadaannya memberi inspirasi bagi para pencipta lagu bangsa
Indonesia, sehingga berpengaruh terhadap lahirnya lagu seriosa. Lagu seriosa
adalah komposisi musik vokal Indonesia, sebagai adaptasi lied German. Lahir di
Indonesia tahun 1930-an, dipelopori oleh Cornel Simanjuntak. Lagu seriosa
mengandung nuansa musik Nusantara, dan idiom musik Indonesia. Sarat dengan
muatan budaya, historis, dan nilai nasionalisme Indonesia. Karenanya menjadi
lagu khas Indonesia, dan sebuah genre musik di Indonesia. Pasang surut sejarah
perkembangan lagu seriosa, sangat dipengaruhi oleh perkembangan situasi
politik, sosial dan teknologi di Indonesia. Dalam hal ini kebijakan pemerintah
pada masa-masa tertentu, kondisi pendidikan musik, perkembangan application
musik technology dan media elektronik berpengaruh terhadapnya.
Lagu seriosa hingga kini masih menjadi media pembelajaran musik vokal yang
efektif di pendidikan tinggi maupun sekolah musik negeri dan suasta.
Dikarenakan kandungan nilai artistik yang khas Indonesia dan teknik produksi
suaranya menggunakan dua gaya bernyanyi Jerman dan Itali. Hingga kini masih
eksis pada pergelaran musik klasik, walaupun tidak menjadi sajian utama.
Lagu seriosa merupakan jenis musik seni untuk seni, yang diutamakan adalah
nilai artistik bukan nilai finansial. Jenis kesenian seperti ini, kelastarian
dan pengembangannya menjadi tanggung jawab pemerintah. Berbeda dengan jenis
lagu hiburan, yang diutamakan adalah selera masyarakat dan nilai finansial.
Kelestarian dan pengembangannya, bisa ditopang oleh masyarakat.
3.5 Musik Keroncong
Akar keroncong berasal dari sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke Nusantara. Dari daratan India (Goa) masuklah musik ini pertama
kali di Malaka dan kemudian dimainkan oleh para budak dari Maluku. Melemahnya pengaruh Portugis pada abad ke-17 di Nusantara
tidak dengan serta-merta berarti hilang pula musik ini. Bentuk awal musik ini
disebut moresco (sebuah tarian asal Spanyol, seperti
polka agak lamban ritmenya), di mana salah satu lagu oleh Kusbini disusun
kembali kini dikenal dengan nama Kr. Muritsku, yang diiringi oleh alat musik
dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah
unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19
bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan
hingga ke Semenanjung Malaya. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun
1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang music populer (musik rock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya musikBeatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun
demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai
lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang.
3.6 Musik Rock
Dasar
dari musik rok adalah rock and roll, yang berasal dari Amerika Serikat selama
akhir 1940an dan awal 1950an, dan dengan cepat menyebar ke penjuru dunia. Genre
ini berasal dari musik kulit hitam yang beragam pada waktu itu, termasuk rhythym and blues dan musik rohani,
dengan country and western. Pada
tahun 1951, DJ asal Cleveland, Ohio Alan Freed mulai
memainkan musik rhythym and blues untuk para penonton multi-ras, dan disebut
sebagai yang pertama menggunakan frase “rock and roll” untuk menjelaskan musik
ini.
3.7.Musik Melayu
Dengan
melihat ke belakang, awal Musik Melayu berakar dari Qasidah yang berasal sebagai kedatangan dan penyebaran Agama Islam di
Nusantara pada
tahun 635 - 1600 dari Arab, Gujarat dan Persia, sifatnya pembacaan syair dan
kemudian dinyanyikan. Oleh sebab itu, awalnya syair yang dipakai adalah semula
dari Gurindam yang dinyanyikan, dan secara berangsur
kemudian dipakai juga untuk mengiringi tarian. Pada waktu sejak dibuka Terusan Suez terjadi arus migrasi orang Arab dan Mesir masuk Hindia Belanda tahun 1870 hingga
setelah 1888, mereka membawa alat musik Gambus dan bermain Musik Arab. Pengaruh ini juga bercampur dengan
musik tradisional dengan syair Gurindamdan alat musik tradisional lokal seperti
gong, serunai, dlsb. Kemudian sekitar tahun 1940 lahir Musik Melayu Deli, tentu
saja gaya permainan musik ini sudah jauh berbeda dengan asalnya sebagai Qasidah, karena perkembangan masa ini tidak
hanya menyanyikan syair Gurindam, tetapi sudah jauh berkembang sebagai
musik hiburan nyanyian dan pengiring tarian khas Orang Melayu pesisir timur Sumatera dan Semenanjung
Malaysia. Dengan perkembangan teknologi elektronik sekitar setelah tahun 1950,
maka mulai diperkenalkan pengeras suara, gitar elektri, bahkan perkembangan
keyboard. Dan tak kalah penting adalah perkembangan industri rekaman sejak
tahun 1950.
'Sejarah
musik rock melayu' berawal
dari Malaysia dan Singapura bermula secara meluas pada tahun 1980-an. Hal ini
karena adanya pengaruh dari budaya musik rock barat 70-80an yang bernuansa
aliran Glam Rock, Metal & Heavy Metal seperti Kiss, Iron Maiden, White
Snake, Motley Crue, Deep Purple, Van Halen, Scorpions, Rising Force, Survivor,
Quiet Riot, Rainbow, Bon Jovi, Cinderella, Judas Priest, Helloween, Uriah Heep,
W.A.S.P, TNT, Metallica, Megadeth, White Lion, Poison, Skid Row, AC/DC, Def
Leppard, Led Zeppelin, Twisted Sister, Black Sabbath, dan banyak lagi
selanjutnya juga ada pengaruh dari Jepang (Asia) seperti Loudness, Earthshaker,
dll sehingga mendorong kemunculan band-band rock Malaysia dan Singapura hadir
dan berkembang pada saat itu. Lalu di Malaysia memunculkan dengan adanya
pertandingan rock seperti Juara Rock, Festival Rock dan Battle Of The Bands.
Pertandingan rock atau diistilahkan dalam bahasa orang melayu yaitu
“pertandingan kejuaraan rock kebangsaan” yang pertama diadakan dengan adanya
pertandingan Juara Rock tahun 1983. Dalam pertandingan ini, telah dimenangkan
oleh D’Febians dan The Lefthanded. Selanjutnya dengan begitu banyaknya sambutan
dan antusias oleh kalangan anak-anak muda disana akhirnya pertandingan Juara
Rock muncul kembali pada tahun 1984 dimana The Bunmark meraih juara pertama,
Hurricane berada pada juara kedua dan juara ketiga oleh band Gersang.
Seiring
dengan sambutan dan antusias oleh masyarakat yang semakin tinggi terhadap
pertandingan Juara Rock akhirnya memunculkan pertandingan kejuaran yang lain
seperti adanya Festival Rock pada tahun 1984 di Johor Bahru. Keberadaan
pertandingan juara-juara rock ini secara langsung telah mencetuskan semakin
banyaknya band-band rock baru bermunculan. Musik rock di Malaysia begitu luar
biasa dan berada pada kondisi kejayaan dengan adanya Battle Of The Bands 1 dan
2 (1986-1987) dimana pesertanya yaitu band SYJ, Lefthanded, Ella & The
Boys, Boodshed dan Whitesteel. Salah satu dari keunikan dari mereka adalah gaya
berpakaiannya yang begitu mencolok saat berada di panggung seperti band SYJ
(Syed Yusuf Jamalulail) begitu terang-terangan berpenampilan seperti apa yang
dikenakan oleh band Motley Crue dari rambut gondrong, busana glamour sampai
memakai make up.
Perkembangan
rock di Malaysia begitu sangat menggairahkan hingga memunculkan pertandingan
rock yang sejenis seperti Clash Of TheBands, War Rock dari 1 hingga 4, Gagasan
Hikayat Rock, Gagasan Batu-Batu Perjuangan, Juara Kumpulan Muzik Tenggara 88,
Juara Rock Galactica dan Pesta Hiburan Kingsway. Bagaimanapun pandangan rock
sempat tercoreng dengan adanya kerusuhan pada 2 September 1986 di halaman area
Sungai Nibong, Pulau Pinang dengan diselenggarakannya konsert Battle Of The
Bands. Pada saat itu diperkirakan ada 5000 penonton yang hadir, kebanyakan
adalah masyarakat golongan remaja dan anak muda. Namun pada pertengahan
acara penonton yang begitu fanatik seakan terbawa suasana konsert hingga lepas
kendali, dimana band-band tersebut sebagian besar membawakan lagu-lagu yang beriramakan
Heavy Metal. Suasana konsert menjadi kacau, botol minuman, batu, sampah dan
kursi bertebangan. Orang-orang berlarian dan sampai terjadinya adu pukul hingga
korban luka-luka. Aparat yang ada disana dengan jumlah terbatas mengalami
kesulitan mengendalikan amuk masa dan hanya bisa mengevakuasi peserta band
Battle Of The Bands (sumber. http://www.muzikrock.com).
Pengaruh
musik rock Malaysia ternyata juga sedikit dipengaruhi oleh musik Indonesia.
Keberadaan mereka sempat menjadi idola seperti adanya penyanyi era 70an dengan
permainan nuansa akustik gitarnya yaitu Ebit G Ade. Ada beberapa musisi
Malaysia yang mencoba menyanyikan lagunya seperti band Sweet Charity dengan
mengaransemennya menjadi musik slow rock diantaranya lagu Kamelia. Lalu juga
ada D’llyod dan The Mercy’s yang sempat diminati oleh para musisi Malaysia
seperti Atan vokalis dari band Aryan ternyata menyukai dan sempat terpengaruh
pada musiknya. Selanjutnya tidak ketinggalan juga dengan keberadaan band God
Bless yang sudah populer sejak era 70an dan masih ada lagi penyanyi-penyanyi
lainnya.
Pada
tahun 1988 s/d 1993 adalah masa era keemasan rock Malaysia. Betapa begitu
banyaknya band-band rock baru bermunculan dengan albumnya seperti Arena,
Lestari, Aryan, Melissa, Handy Black, Kejora, Zodiak, Putra, Fotograf, GAMMA,
Teras, Blackrose, CRK, Hidayu, Qiara, Garuda, Olan, Sweat, Ekamatra, Mercury,
Lipan Bara, Iklim, Scarecrow (MASA), Sera, Menara, Evolusi, Erat, Garuda,
Skala, Dinamik, Okid, Analisa, Dayana, Vagrant, Rajawali, G.E.T, Stra T.G,
Illusi, Les Mayor, Loving Born, Strangers, Desire, Cinema, Sherox, Crossfire,
Metafora, Terra Rossa, XPDC, Wild Age, UG14, Teja, MAY, Viking, Hevea,
Belantara, dan banyak lagi. Lalu di Singapura juga ada band rock seperti
Lovethunters, FF (Flaying Funeral), Justice, Aces, Oblivion, Rockerz/s, Rusty
Blade, Helter Skelter dan banyak lagi. Hingga dari Brunai Darussalam pun sempat
juga meramaikan dengan adanya band Printis. Lalu banyak juga musisi laki-laki
tampil secara solo seperti Rahim Maarof, Kamal, Ramli Sarif, Azmeer, dll.
Penyanyi solo wanita yang distilahkan dengan Awek Rocker juga ikut ambil bagian
seperti Ella, Wohnen, Tila, Shima, dll. Sementara itu juga ada bermunculan
band-band yang lebih memilih dengan membawa aliran Underground dari subgenre
Trash Metal, Black Metal seperti Cromok, FTG, Samurai, dll.
Pada
masa era keemasan rock Malaysia pada tahun 1988 masa itu ternyata bukan tanpa
masalah. Band-band rock tidak diperkenankan ”diharamkan” berada di ruang
stasiun elektronik milik Kerajaan (pemerintahan di Malaysia) seperti Radio dan
TV RTM. Hal ini disebabkan oleh penampilan dari kebiasaan mereka berambut
gondrong dan berpakaian glamour seperti menggunakan celana ketat, baju tanpa
lengan, adapun yang lengkap dengan jaket kulit berwarna hitam yang dipandang negatif
oleh masyarakat dan pihak Kerajaan. Bila ingin tampil mereka harus memotong
rambut mereka dan berpakaian lebih sederhana dan sewajarnya, itu pun lagunya
dibatasi dengan irama slow rock dan Rock Balada. Sedangkan irama Heavy Metal,
Rock N Roll, Hard Rock dibawakan pada saat konsert saja. Hal ini merugikan
industri musik Malaysia dalam perkembangannya. Namun saluran media swasta yaitu
TV3 pada saat itu ternyata tidak menghalangi menampilkan band-band rock.
Sehingga banyak dari mereka berpindah ke stasiun tersebut dan menjadikan TV3
sebagai tempat saluran utama band-band rock untuk mengasah bakatnya.
Kepopuleran
Rock Malaysia pada masa keemasannya juga sampai ke Indonesia, ditandai dengan
kemunculan Search dengan lagu hits andalannya yaitu Issabella di tahun 1989 dan
sempat dibuat filmnya dari judul lagu tersebut pada tahun 1990 yang dibintangi
oleh pemeran utama Amy Search dan Nia Zulkarnain. Kemudian banyak
band-band rock Malaysia bermunculan membanjiri pasar Indonesia dari media
elektronik seperti Radio dan Televisi serta kaset albumnya. Diantaranya Iklim,
MAY, Ruhil & Metal Child, Dinamik, Arena, Wings, Ukays (Ukay), Senario,
Samudera, Damasutra, S.O.S, Sweat, Mercury, Mega, Dinamik, Sofea, Ekamatra,
XPDC, Kalahari, Classmate, Gersang, GAMMA, Melissa, Lipan Bara, Cinema, Exists
(Exist), Lela, Menara, Febians, Spring, Okid, Lagenda, Alfa, Roses, dan
banyak lagi. Salah satu perusahan label kaset album rock Malaysia di
Indonesia adalah Akurama Records (Indonesia). Pada masa itu Akurama Records
tidak pernah mengedarkannya dalam bentuk keping CD. Selanjutnya bermunculan
perusahaan label rocord lain dari Indonesia yang mengedarkan kaset album Rock
Malaysia seperti BLACKBOARD, Musica Studios, EMI, dll. Antara edaran album Rock
Malaysia di Indonesia dengan di Malaysia berbeda. Album Rock Malaysia di
Indonesia biasanya menggunakan lagu andalan atau hits sebagai nama albumnya
atau diganti dari asal nama albumnya. Uniknya mereka (musisi/penyanyi band rock
dari Malaysia) tidak terlalu mengetahui ternyata albumnya juga sampai
dipasarkan ke Indonesia. Hasil keuntungan dari penjualan album yang berada di
Indonesia hanya diraup oleh pihak pengedar.
Rupanya
di awal tahun 1990-an muncul juga band-band rock dari Indonesia sempat
terpengaruh dari rock Malaysia seperti band Caesar, Keyboard Rock Band,
Lochness,dll. Lalu ada juga penyanyi wanita seperti Cut Irna, Poppy Mercury,
Inka Christie, kemudian ada Nike Ardilla yang merupakan didikan dari Deddy
Dores. Deddy Dores yang sebelumnya pernah bermain band bersama Lipstik dan
Caezar cukup andil besar terhadap perkembangan musik rock melayu di Indonesia
dengan karya-karya nya yang berimakan Slow Rock, sebagian besar bertemakan
tentang cinta. Begitu Banyak sudah Deddy Dores mempopulerkan penyanyi
Lady Rocker seperti Anie Carera, Tiara, Tresita, Nin Samantha, Mayang Sari,
Lady Avisha, Ikko, dll.
Begitu
luar biasanya kepopuleran musik Malaysia sempat menguasai pasar di Indonesia
membuat keberadaan mereka dibatasi. Bila ingin tampil di Televisi ( Stasiun
TVRI pada saat itu) dan stasiun radio mereka harus merubah atau menyesuaikan
judul dan lirik lagu ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu ada juga penyanyi
solo dari Malaysia mesti berduet dengan penyanyi Indonesia juga pada albumnya
seperti apa yang dilakukan oleh Amy Search dengan Inka Christie, Rahim
Maarof dengan Conny Dio, dll.
Kembali
kepada perkembangan musik Rock Malaysia dan Singapura pada pertengan tahun
1990-an muncul istilah populer untuk sebutan Rock Melayu yaitu ”Rock Kapak”.
Entah kapan, dari mana dan siapa secara jelas yang memulai istilah ”Rock Kapak”
ini. Ada yang bilang ceritanya dulu ketika ada sekumpulan anak-anak muda di
pinggir jalan sedang menyanyi dengan gitarnya membawakan lagu dari band Search
tanpa diduga ada masyarakat yang sedang membawa kapak mengejar mereka karena
menggangu ketentraman kampung. Lalu ada juga yang bilang band-band rock
tersebut memainkan drumnya seolah-olah sedang menabuh (benda) kapak. Namun Rock
Kapak dapat dipahami sebagai istilah untuk penyebutan rock dulu-dulu.
Seumpama kapak adalah benda zaman batu (purbakala) dibandingkan sekarang berada
di zaman lebih modern. Istilah selain Rock Kapak atau Era Rock Kapak juga ada
yang cukup populer seperti Rock Zaman Batu, Rock Dulu-Dulu, Rock Klasik, Rock
Otai, Era (Kegemilangan) Rock, Rock Kangkang. Untuk musisi yang berambut
gondrong dengan segala atribut pakaiannya sudah ada sejak era 80an diistilahkan
”Sempoi” oleh anak-anak muda ataupun mereka yang berpenampilan sama. Di awal
90an ada juga muncul istilah untuk sebutan lagu slow rock yaitu ”Tangkap
Lentuk/Lentok”. Biasanya kebanyakan ”Tangkap Lentuk/Lentok” lagu-lagunya adalah
bertemakan tentang cinta namun ada juga tentang ketuhanan dan sosial walau
tidak terlalu didominasi. Istilah selain ”Tangkap Lentok” adalah seperti Rock
Leleh, Rock Cintan. Keunikan dari ciri khas musik slow rock mereka adalah
kadang biasanya menambahkan berupa instrumen melayu dengan balutan distorsi
gitar elektrik ataupun akustik. Ada juga dipadukan dengan istrumen keyboard..
Lalu ciri khas lain permainan dari peran lead guitar biasanya akan menampilkan
gitar solo pada pertengahan dimasa lagu sedangkan peran rythm guitar lebih
sebagai pelengkap lead guitar. Selain itu lirik yang puitis dari estetika
bahasa yang indah juga menjadi kelebihannya
Sekiranya
ada 3-5 lagu berirama slow rock dan biasanya salah satu menjadi lagu hits
andalan pada album mereka. Walaupun sejatinya dominasi mereka adalah lagu-lagu
cadas yang beriramakan Hard Rock, Heavy Metal. Musik cadas mereka seakan
sedikit tenggelam lantaran didorong oleh kehendak dan pertimbangan pasar untuk
menyanyikan lagu slow rock. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena salah satu
faktor cukup besar dari kesuksesan penjualan album mereka adalah musik
slow rock ini. Kejadiannya dimulai sejak akhir 80an dan awal 90an yang menjadi buah
bibir perbincangan oleh masyarakat dan wartawan pada saat itu. Orang yang
kurang menyukai lagu-lagu cadas lebih suka memilih lagu-lagu slow rocknya.
Walaupun begitu gaya dan pengaruh dari Glam Rock, Metal & Heavy Metal
dari Barat dan Asia 70-80an masih kekal adanya.
Semenjak
itu dari perkembangannya juga di Indonesia, masyarakat lebih mengenal musik
rock Malaysia pada awamnya terlanjur disebut sebagai istilah ”Slow Rock
Malaysia/Melayu” selain itu ada juga yang mengistilahkannya dengan
sebutan Rock Melayu, Malaysian Blues, Rock Balada Malaysia, Musik Melayu.
Musisi band/penyanyinya pun juga ikut terlanjur disebut ”Band/Penyanyi Slow
Rock (Malaysia/Melayu) oleh masyarakat Indonesia sendiri. Istilah ”Rock
Kapak” tidak begitu populer di Indonesia. Kalaupun ada yang pernah dengar
istilah ”Rock Kapak” mungkin akan terdengar unik, aneh dan lucu. Sebenarnya
bila mendengar musik mereka yang berirama cadas dari segi permainan
musikalitasnya tidak perlu diragukan, skill mereka juga tinggi, ganas, liar dan
berani.
Pada
perkembanganya pada tahun 1994 s/d 1997 masih banyak kembali band-band rock
pendatang baru bermunculan seperti Stings, EYE, Umbrella, Leon, To’ki, Screen,
Versi, AXL’s, Fair, Arrow, Espiranza, Data, Sejati, Samudera, dll serta
band-band 80-awal 90an ada yang kembali aktif. Dalam masa ini penampilan cara
berpakaian mereka cenderung mulai lebih polos dari sebelumnya. Mereka tidak
lagi berpenampilan glamour. Rambut gondrong masih ada namun tidak terlalu
mendominasi lagi. Musik berirama slow rock masih menjadi andalan mereka namun
masih ada tetap terselip lagunya yang berirama cadas.
Kemudian
di tahun 1997 s/d 2001 band-band pendatang baru dengan suasana lebih segar dan
mulai kearah modern memberikan suasana baru dalam perkembangannya seperti
adanya Scoin, Spin, Scorr, Jelmol, Sup, Spoon, Data, dll. Ciri khas musik
mereka begitu lebih kental nuansa kemelayuannya secara totalitas. Warna suara
sang vokalis terdengar mengalun mendayu-dayu serasa merintih. Biasanya lirik
lagu bertemakan tentang cinta kesedihan yang mengharu biru. Kemudian muncul
lagi istilah populer yaitu ”Rock Jiwang” untuk sebutan mereka. Tidak bisa
dipungkiri istilah ”Rock Jiwang” menjadi sebuah subgenre baru untuk Rock Melayu
selain ”Rock Kapak”. Istilah sejenis selain ”Rock Jiwang” yang juga
populer seperti Rock Leleh, Rock Cintan, Rock Lentok Punya. Pada masa itu juga
hadir band-band baru dari sekumpulan anak-anak muda remaja seperti New Boyz,
Boboy, Q-face, dll yang mengusung aliran Slow/Pop Rock. Istilah ”Rock Jiwang”
boleh juga disebut lagu-lagu slow rock yang berada di era 80an dan awal 90an.
Memang agak sedikit membingungkan karena ada sebagian orang juga menyebut
band-band ”Rock Jiwang” adalah bagian dari Rock Kapak, disisi lain sebagian
besar orang lebih suka membedakannya. Namun boleh dikatakan band ”Rock Jiwang”
sebagai bagian dari ”Rock Dulu-Dulu”. Sementara itu band-band lama era80an dan
awal 90an sudah berangsur tidak aktif lagi atau bubar serta juga banyak memilih
bekerja di luar dari bidang musik. Kemudian sebagian dari mereka membentuk band
baru dan ada juga yang lebih memilih bersolo karir. Rupanya keberadaan seperti
Search, MAY, Wings, Handy Black, Bloodshed, dan puluhan band lain dari angkatan
era lama masih tetap terdengar gaungnya dan tetap berjaya hingga awal tahun 2000an.
Kembali
ke Indonesia pada tahun 1997 s/d 2001 rock melayu masih tetap ada pengaruhnya.
Deddy Dores masih tetap menghadirkan penyanyi-penyanyi Lady Rockers
dengan karya-karyanya yang sering menjadi hits. Adapun penyanyi wanita yang
dihadirkan dari hasil pencarian (audisi) seperti Sonia yang berasal dari
Bandung, Jawa Barat dimana lagu-lagunya sebagian besar adalah karya oleh Iwan.
Kemudian juga penyanyi solo laki-laki seperti Rudiath, Iwan, Ferhad Najib,
Darmansyah, Sultan, Adi Sahrul, dll. Lalu ada band Gen Rose kemudian ada
Fenomena dari Jakarta tahun 1998 dan band Asahan dari Kab. Asahan, Sumatera
Utara tahun 1999 meramaikan musik rock melayu. Tidak sedikit masyarakat
Indonesia sendiri mengira mereka adalah artis penyanyi dari Malaysia lantaran
aliran musik yang mereka bawa.
Pada
tahun 1999 musik dan edaran album Rock Malaysia berangsur mulai dibatasi di
Indonesia. Hingga tahun 2005 sudah jarang atau tidak terlihat lagi. Kalaupun
ada album baru dari mereka itupun cuma beberapa saja yang beredar ataupun album
kompilasi dari ambilan lagu-lagu lama. Perkara ini ternyata sedikit terobati
dengan hadirnya penyanyi-penyanyi beraliran slow rock nuansa melayu dari
Padang, Sumatera Barat seperti Thomas Arya, Nelson’s, Yelse kemudian
tahun-tahun berikutnya muncul pendatang baru dari daerah tersebut seperti
Febian, Rhiena, Jhon Kinawa, Anton, Delta, Yulis Udo, Vina, JQ, Guslian, Sania,
Boy Sandy, Rhenyma, dll.
Sejak
tahun 2001 hingga memasuki lewat 2010 industri musik Malaysia didominasi oleh
musik dari Indonesia. Ada beberapa band lama seperti band Exists yang sejak
2001 sudah merubah alirannya menjadi Rock Progresif dan unsur kemelayuannya
sudah diminimalisir. Kemudian banyak band-band baru hadir dengan memilih
kejalur indie. Kalau di dengar sekilas mirip dengan lagu band-band Indonesia.
Lirik lagu nya juga cenderung lebih sederhana dari kosa kata yang awam
sering didengar. Namun dalam keadaan itu ternyata band-band dengan aliran
underground dari subgenre Black Metal, Trash Metal, Nu Metal, dll. muncul memeriahkan
dalam industri musik Malaysia dan juga Singapura seperti hadirnya kembali band
Cromok, lalu ada juga hadir seperti Metalasia, Sil Khannaz, Herriot, As-Sahar,
dll. Kemudian ada band baru seperti Khalifah yang membawa aliran dari pengaruh
Rock Kapak 80-90an dengan kombinasi yang lebih modern dari aliran Hard Rock
berbalut nuansa ala Timur Tengah, unsur kemelayuan juga masih ada.
Musik
Rock Melayu tidak bisa dipungkiri menjadi bagian dari genre atau aliran musik
yang berkembang di negara serumpun (Malaysia, Singapura, Indonesia dan Brunai
Darussalam) dan memiki penikmatnya sendiri yang juga banyak. Walaupun kadang
dari kalangan masyarakat aliran ini menyebutnya dengan istilah musik cengeng,
kampungan, ketinggalan zaman, kuno, dan sebagainya. Semoga dengan mengetahui
sejarah dan filosofi dari musik Rock Melayu membuat kita tidak langsung serta
merta hanya memproklamirkan sebuah lagu Slow Rock nya saja dengan ciri khasnya
vokalnya yang mendayu-dayu melengking dengan balutan khas distorsi musik
instrumen melayu nya. Jangan pula dibilang musik yang berirama cadas bukan
tidak berarti juga masuk bagian dari Rock Melayu. Harapan terakhir, semoga
musik Rock Melayu dapat berkembang dan dapat sejajar dengan genre musik lain
seiring dengan perkembangan zaman yang ada dan hadir dengan menciptakan
karya-karya yang baru.
3.8
Musik Dangdut
Qasidah masuk ke Nusantara tahun 635
- 1600
Qasidah masuk Nusantara sejak Agama
Islam dibawa para saudagar Arab tahun
635, kemudian juga saudagar Gujarat tahun 900 - 1200, saudagar Persia tahun 1300 - 1600.
Nyanyian Qasidah biasanya berlangsung di masjid, pesantren dakwah agama Islam.
Gambus dan migrasi orang Arab mulai
tahun 1870
Pada
awal abad XX penduduk Arab-Indonesia senang mendengarkan lagu gambus, dan sekitar tahun
1930, Syech Albar (ayah
dariAhmad Albar)
mendirikan orkes gambus di Surabaya. Ia juga membuat rekaman piringan hitam
dengan Columbia tahun 1930-an, yang laku di pasaran Malaysia dan Singapura.
Musik Melayu Deli tahun 1940
Irama Amerika Latin tahun 1950
Dangdut
kontemporer telah berbeda dari akarnya, musik Melayu, meskipun orang masih
dapat merasakan sentuhannya. Pada tahun 1950-an dan 1960-an banyak berkembang
orkes-orkes Melayu di Jakarta yang
memainkan lagu-lagu Melayu Deli dari Sumatera (sekitar Medan).
Dari musik Melayu Deli tahun 1940 ke
Dangdut tahun 1968
Tabla, salah satu alat musik utama dangdut yang berasal
dari India.
Orkes
Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yang masih sering dipakai untuk suatu grup
musik dangdut) yang asli menggunakan alat musik seperti gitar
akustik, akordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan gong. Musik Melayu Deli awalnya tahun 1940-an lahir di daerah
Deli Medan, kemudian musik melayu deli ini juga berkembang di daerah lain,
termasuk Jakarta. Pada masa ini mulai masuk eksperimen masuknya unsur India
dalam musik Melayu. Perkembangan dunia sinema pada masa itu dan politik
anti-Barat dari PresidenSukarno menjadi
pupuk bagi grup-grup ini. Dari masa ini dapat dicatat nama-nama seperti P.
Ramlee (dari Malaya), Said
Effendi(dengan lagu Seroja), Ellya (dengan gaya panggung seperti penari India, sang
pencipta Boneka dari India), Husein
Bawafie (salah seorang penulis
lagu Ratapan Anak Tiri), Munif Bahaswan (pencipta Beban Asmara), serta M.
Mashabi (pencipta skor film
"Ratapan Anak Tiri" yang sangat populer pada tahun 1970-an). Gaya
bermusik masa ini masih terus bertahan hingga 1970-an, walaupun pada saat itu
juga terjadi perubahan besar di kancah musik Melayu yang dimotori oleh Soneta
Group pimpinan Rhoma
Irama. Beberapa nama dari masa 1970-an
yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila, A. Rafiq, serta Muchsin
Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat dari keluarnya beberapa album pop
Melayu oleh kelompok musik pop Koes
Plus di masa jayanya.
Dangdut
modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan dengan politik
Indonesia yang ramah terhadap budaya Barat, memasukkan alat-alat musik modern
Barat seperti gitar listrik,
organ elektrik, perkusi, trompet, saksofon, obo, dan lain-lain untuk meningkatkan variasi dan sebagai lahan
kreativitas pemusik-pemusiknya. Mandolin juga masuk sebagai unsur penting. Pengaruh rock
(terutama pada permainan gitar) sangat kental terasa pada musik dangdut. Tahun
1970-an menjadi ajang 'pertempuran' bagi musik dangdut dan musik rock dalam merebut pasar musik Indonesia, hingga pernah
diadakan konser 'duel' antara Soneta Group dan God
Bless. Praktis sejak masa ini musik
Melayu telah berubah, termasuk dalam pola bisnis bermusiknya. Pada paruh
akhir dekade 1970-an juga berkembang variasi "dangdut
humor" yang dimotori oleh OM Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Orkes ini, yang berangkat dari gaya musik
melayu deli, membantu diseminasi dangdut di kalangan mahasiswa. Subgenre ini
diteruskan, misalnya, oleh OM Pengantar Minum Racun (PMR) dan, pada awal tahun 2000-an, oleh Orkes Pemuda Harapan
Bangsa (PHB).
Interaksi dengan musik lain
Dangdut
sangat elastis dalam menghadapi dan memengaruhi bentuk musik yang lain.
Lagu-lagu barat populer pada tahun 1960-an dan 1970-an banyak yang
didangdutkan. Genre musik gambus dan kasidah perlahan-lahan hanyut dalam arus
cara bermusik dangdut. Hal yang sama terjadi pada musik tarling dari Cirebon sehingga yang masih eksis pada saat ini adalah bentuk
campurannya: tarlingdut. Musik rock, pop, disko, house bersenyawa
dengan baik dalam musik dangdut. Aliran campuran antara musik dangdut &
rock secara tidak resmi dinamakan Rockdut. Demikian pula yang
terjadi dengan musik-musik daerah seperti jaipongan, degung, tarling, keroncong, langgam
Jawa (dikenal sebagai suatu bentuk
musik campur sari yang dinamakan congdut, dengan tokohnya Didi
Kempot), atau zapin. Mudahnya dangdut menerima unsur 'asing' menjadikannya
rentan terhadap bentuk-bentuk pembajakan, seperti yang banyak terjadi terhadap
lagu-lagu dari film ala Bollywood dan lagu-lagu latin. Kopi Dangdut, misalnya, adalah
"bajakan" lagu yang populer dari Venezuela.
4.Asal Kata
4.1 Musik Klasik
kla·sik 1 a mempunyai
nilai atau mutu yg diakui dan menjadi tolok ukur kesempurnaan yg abadi;
tertinggi; 2 n karya
sastra yg bernilai tinggi serta langgeng dan sering dijadikan tolok ukur atau
karya susastra zaman kuno yg bernilai kekal; 3 a bersifat
spt seni klasik, yaitu sederhana, serasi, dan tidak berlebihan;4 a termasyhur
krn bersejarah
Klasik
sendiri berasal dari kata “masa lampau”
4.2 Musik Pop
Kata
Pop asalnya dari kata Populer.
4.3 Musik Jazz
Asal-usul
dari jazz kata adalah salah satu yang paling dicari asal usul kata dalam bahasa
Inggris Amerika modern. Bunga intrinsik Kata's - American Dialect Society
menamakannya Kata Abad Duapuluh - telah menghasilkan penelitian yang cukup
besar, dan sejarahnya dengan baik didokumentasikan. Seperti dijelaskan lebih
rinci di bawah, jazz dimulai sebagai istilah slang Pantai Barat sekitar tahun
1912, yang berarti yang bervariasi tetapi tidak mengacu pada musik atau seks.
Jazz datang berarti musik jazz di Chicago sekitar tahun 1915. Jazz dimainkan di
New Orleans sebelum waktu itu, tapi tidak disebut jazz.
Jazz
kata membuat salah satu penampilan yang paling awal di San Francisco bisbol
menulis pada tahun 1913. "Jazz diperkenalkan ke San Francisco pada 1913
oleh William (Spike) Slattery, olahraga Call editor, dan disebarkan oleh
pemimpin-band bernama Seni Hickman itu tercapai. Chicago dengan 1915 namun
tidak mendengar di New York sampai setahun kemudian. "Salah satu kegunaan
yang dikenal pertama dari kata jazz muncul di 3 Maret 1913, artikel bisbol di
San Francisco Bulletin oleh ET "Scoop" Gleeson .
4.4
Musik Seriosa
Seriosa berasal dari kata Serious sebagai lawan
kata dari entertaintment, musik seriosa bersifat serius sehingga pemain atau
penyanyinya memerlukan banyak latihan dan kosentrasi untuk membawakan musik seriosa.
4.5 Musik Keroncong
Ada yang mengatakan bahwa keroncong berasal
dari nama "jukelele" yang dipergunakan dan dalam bahasa Portugis
disebut croucho (kecil). Kata keroncong berasal dari dua pemahaman,
yaitu: sampai saat ini, apabila rakyat menamakan golongan kecil yang cuma jadi
pion-pion saja, disebut golongan kroco-kroco. Pihak lain
mengatakan bahwa kata keroncong merupakan
ajuk bunyi atau unamotopee dari efek bunyi alat-alat berdawai
yang saling meningkah itu, dalam interpretasi rakyat Indonesia, yakni
krong-crong..krong-crong. Suara keroncong sendiri dikeluarkan oleh
sebuah alat musik petik yang berbentuk gitar dengan ukuran kecil. Alat musik
ini pertama kali masuk ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Portugis pada abad
ke-17. Musik ini terdiri dari gitar melodi (memainkan suatu jalur melodi secara
sinambung dari awal hingga akhir permainan), gitar pengiring, jukelele, dan
gitar bas (dimainkan untuk menimbulkan nada-nada staccato yang disebut menurut istilah keroncong, kendangan, atau meniru efek bunyi gendang).
4.6. Musik Rock
Kata
Rock diciptakan oleh seorang penyanyi wanita. Istilah rock ini berupa slang
untuk seks.
4.7 Musik Melayu
orang
pertama yang menggunakan istilah "Melayu" dalam musik adalah
"dr. A.K. Gani", tokoh Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), pada
1938. Di mata Gani, musik Melayu adalah musik rakyat dan, katanya, "Bisa
dimanfaatkan untuk membangkitkan nasionalisme."
4.8 Musik Dangdut
Penyebutan
nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan
tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) musik India. Putu Wijaya awalnya menyebut dalam
majalah Tempo edisi 27 Mei 1972 bahwa lagu Boneka dari India adalah campuran lagu Melayu, irama
padang pasir, dan "dang-ding-dut" India. Sebutan ini selanjutnya diringkas
menjadi "dangdut" saja, dan oleh majalah tersebut digunakan untuk
menyebut bentuk lagu Melayu yang terpengaruh oleh lagu India.
5 Teori Musik
5.1 Bentuk Nilai Not
Dasar
-dasar Notasi Balok ( Bentuk Not, Nilai-nilai Not dan Tanda Diam) - Selamat
Siang para pecinta musik indonesia, sy ucapkan terima kasih telah
berkunjung ke blog ini, semoga dapat manfaat yang besar bagi kamu, dan juga sy
bisa mendapat pahala untuk membagi ilmu (kata ustad bgtu :D wkwkwk) . saya akan
melanjutkan postingan kemarin tentang Dasar-dasar Notasi balok, kemarin kan
tentang Paranada dan Tanda Kunci, pada postingan kali ini sy akan mencoba
berbagi ilmu tentang Bentuk Not, Nilai-nilai Not dan Tanda Diam.
Berikut adalah gambar yang akan menjadi pembahasan kali ini :
1. Not Penuh.
Not Penuh yang mempunyai Bentuk seperti Kue Donat (Mulai Lapar ahahahha).
Not penuh bernilai 4 ketuk. Jadi 1 Not sudah mewakili 4 ketukan atau 4 hitungan.
Artinya Not ini berbunyi selama 4 ketuk. jika anda menemukan simbol ini dalam
satu bar berarti anda harus membunyikan suatu nada selama 4 ketuk lamanya dalam
1 bar. berikut contohnya :
itu tadi bentuk dan nilai not penuh, sekarang kita akan
berkenalan dengan tanda istirahat dari not penuh tersebut (ciee yg lg mau
kenalan, jgn grogi yah..haha). tanda istirahat ini juga bernilai 4 ketuk, jadi
jika menemukan tanda ini dalam 1 bar maka anda harus diam atau istirahat tanpa
membunyikan nada apapun selama 4 ketuk, nih gw kenalin ama gambarnya :
2. Not Seperdua ( Not 1/2)
setelah membahas
tentang Not Penuh, kita beralih ke Not Seperdua. Not ini mempunyai bentuk
seperti Kue Donat tp mempunyai tiang d atasnya. Not ini mempunyai nilai 2 ketuk
jadi jika kamu melihat not ini dalam 1 bar maka kamu harus membunyikan nada
selama 2 ketuk lamanya, seperti gambar di bawah :
Tanda istirahatnya pun begitu, jika kamu menemukan tanda
istirahat not seperdua berarti kamupun harus istirahat atau diam selama 2 ketuk
lamanya. ini bentuk tanda diamnya :
3. Not Seperempat (1/4)
Not
Seperempat mempunyai bentuk seperti telur tapi mempunyai batang d atasnya (
husss jangan Fiktor), not ini mempunyai nilai 1 satu ketuk. anda membunyikan
nada selama 1 ketuk lamanya.
tanda diamnya pun bernilai 1 ketuk jadi jika menemukan tanda
diam not ini maka anda harus istirahat selama 1 ketuk lamanya.
4. Not Seperdelapan (1/8)
Not ini mempunyai
bentuk seperti di atas hanya saja pada tiangnya ditambah 1 bendera, not ini
bernilai 1/2 ketuk. jadi anda membunyikan nada selama 1/2 ketuk lamanya.
tuh
kan bentuknya kayak logo pramuka..haha tp jika ada dua not yg bernilai sama
yaitu not 1/8 maka bentuk not ini pun berubah seperti gambar yg d atas sebelah
kanan yg tertulis "Beam", ini contohnya :
tanda istirahatnya pun sama, bernilai 1/2 ketuk . jadi
jika anda menemukan simbol ini maka anda harus istirahat selama 1/2 ketuk
lamanya. ini bentuknya :
5. Not Seperenam belas ( Not 1/16)
Not
ini hampir sama bentuknya dengan Not 1/8 hanya saja not ini mempunyai 2
bendera, nilai notnya adalah 1/4 Ketuk, anda membunyikan nada selama 1/4 ketuk
lamanya. contoh gambar :
not ini juga dapat berubah bentuk, seperti not seperdelapan.
hanya saja perubahannya dengan menambahkan 2 garis horisontal untuk menyambung
tiang antara nada yg 1 dengan yg lain selama mempunyai nilai ketuk yang sama
yaitu 1/4 ketuk, contohnya begini :
jika menemukan tanda diam not ini maka kamu harus berhenti
selama 1/4 ketuk, ni gw kenalin tanda istirahatnya :
6. Not sepertiga puluhdua ( Not 1/32)
Not ini mempunyai 3 tiang bendera hampir sama seperti not d atas tp nilainya
beda loh, nilai not ini adalah 1/8 Ketuk, anda membunyikan nada selama 1/8
ketuk lamanya, agak susah sih menghitungnya...hehe, contohnya begini :
bentuknya pun dapat berubah seperti ini :
tanda diamnya, anda harus istirahat atau diam selama 1/8 ketuk
jika menemukan tanda diam seperti ini :
5.2 Tanda Kunci #, b, kromatik
Dalam music,
not biasa C-D-E-F-G-A-B bisa dinaikan atau diturunkan setengah nada untuk
menaikkan dan menurunkan nada tersebut membutuhkan tanda kromatik (accidentals,
dalam Bahasa inggris). Tanda untuk menaikkan setengah nada adalah kres (#), dan
untuk menurunkan setengah nada adalah mol (b). Tanda kromatik ini diletakkan di
belakang nama not, contoh: A#, Bb, dll.
Kita ambil
contoh pada fret gitar. Senar pertama (senar paling bawah, yang paling tipis)
memiliki nada E jika dipetik tanpa menekan senar, nada F jika fret pertama
ditekan, nada G jika fret 3 ditekan. Mari lihat gambar dibawah:
Di antara nada F dan G terdapat ruang. Jika nada F
dinaikkan setengah maka hasilnya menjadi F#. Jika nada G diturunkan setengah
maka menjadi Gb. Bunyi nada F# dan Gb sama, namun jangan pernah menukar
penulisan (F dinaikkan setengah F#, tapi kadang ada yang nulis Gb karena
bunyinya sama). Walaupun sama, kalau sembarangan nulis nanti ketika akan
mencari rumus tangga nada atau rumus chord akan kesulitan. Kalau nada naik tulislah
#, kalau nada turun tulislah b. Nada sama tersebut biasanya disebut enharmonic
tones. Mari lihat gambar di bawah.
Nada F yang dinaikkan setengah di sebut Fis dan nada G yang diturunkan setengah
disebut Ges.
Senar Pertama
Senar Kedua
Senar Ketiga
Fret Keempat
Fret Kelima
Fret Keenam
5.3 Tanda Birama, Tanda Tempo, Dinamik
Tanda Birama alias Time Signature adalah
dua angka yang diletakkan bersusun pada di sisi kanan clef
Contoh
4/4 artinya ada 4 ketuk dalam tiap bar, dan not
1/4 dihitung sebagai satu ketuk.
3/4 artinya ada 3 ketuk dalam tiap bar, dan not
1/4 dihitung sebagai satu ketuk.
2/4 artinya ada 2 ketuk dalam tiap bar, dan not
1/4 dihitung sebagai satu ketuk.
6/8 artinya ada 6 ketuk dalam tiap bar, dan not
1/8 dihitung sebagai satu ketuk.
TANDA TEMPO adalah tanda yang diguakan untuk menunjukan cepat
atau lambatnya sebuah lagu yang harus dinyanyikan.
A.TANDA TEMPO CEPAT :
1. Allegro : cepat
2. Allegratto : agak cepat
3. Allegrissimo : lebih cepat
4. Presto : cepat sekali
5. Presstissimo : secepat-cepatnya
6. Vivase : cepat dan girang
B. TANDA TEMPO SEDANG :
1. Moderato : sedang
2. Allegro moderato : cepatnya sedang
3. Andante : perlahan-lahan
4. Andantino : kurang cepat
C. TANDA TEMPO LAMBAT :
1. Largo : lambat
2. Largissimo : lebih lambat
3. Largeto : agak lambat
4. Adagio : sangat lambat penuh perasaan
5. Grave : sangat lambat sedih
6. Lento : sangat lambat berhubung-hubungan.
Dinamika (musik)
adalah tanda untuk memainkan volume nada secara nyaring atau lembut. Dinamika
biasanya digunakan oleh komposer untuk menunjukan bagaimana perasaan yang
terkandung di dalam sebuah komposisi, apakah itu riang, sedih, datar, atau
agresif. Tanda dinamika pada umumnya ditulis menggunakan kata-kata dalam bahasa
Italia.[1] Ada
dua kata dasar dalam dinamika, piano (lembut) dan forte (nyaring)
selebihnya merupakan variasi dari dua kata ini.
Ada
beberapa tanda dinamika yang umum digunakan dalam karya musik, yaitu:
·
Pianissimo (pp): Suara yang dihasilkan sangat
lembut.
·
Piano (p): Suara yang dihasilkan lembut.
·
Mezzo-piano (mp): Suara yang dihasilkan agak lembut.
·
Mezzo-forte (mf): Suara yang dihasilkan agak nyaring.
·
Forte (f): Suara yang dihasilkan nyaring.
·
Fortissimo (ff): Suara yang dihasilkan sangat
nyaring.
Tanda
dinamika dapat diletakkan di awal, tengah, akhir, atau dimana saja dalam sebuah
komposisi musik dan dimainkan hanya pada nada yang diberi tanda saja. Jika
tanda dinamika tidak terlihat maka nada dimainkan dengan volume sedang.
Crescendo dan Decrescendo
Ketika
seorang komposer ingin menulis perubahan dinamikia secara bertahap,
maka ditulis dengan tanda: crescendo (cresc.)
dan decrescendo (decresc.). Tanda ini
menunjukan bagian mana yang akan secara bertahap nyaring atau lembut.
·
cresc. untuk bertahap nyaring, dan
·
decresc. bertahap lembut.
Tanda crescendo digambarkan
dengan (<) panjang dan descrescendo digambarkan
dengan (>) panjang, biasa disebut juga dengan "penjepit rambut" (hairpin).
Hairpin biasanya
berada di bawah paranada, namun dapat juga ditemukan di atas paranada terutama
pada partitur vokal. Cresc. dan decresc. dimainkan
sampai akhir dari tanda itu sendiri.
Sebutan
lain dari decresc. adalah diminuendo (dim.').
5.4
Tangga Nada
Tangga nada merupakan
susunan berjenjang dari nada-nada pokok suatu sistem nada, mulai dari salah
satu nada dasar sampai dengan nada oktafnya, misalnya do, re, mi, fa, so, la,
si, do. [1]